Pentingnya Pelayanan Kefarmasian secara Daring sebagai Konsekuensi Adanya Penerapan Physical Distancing saat Pandemi Covid-19 di Jawa Timur. (Indonesian)

Item request has been placed! ×
Item request cannot be made. ×
loading   Processing Request
  • Additional Information
    • Abstract:
      Coronavirus disease (Covid-19) was first discovered in 2019 in Wuhan City, China. The massive spread of the virus has led the World Health Organisation (WHO) to declare the COVID-19 outbreak a pandemic. This brings changes in social life due to the obligation to keep a distance, including getting pharmaceutical services. Online pharmacy services can be a solution to social restrictions imposed during a pandemic. The aim of this study is to find out how to communicate with the public about obtaining pharmaceutical services during a pandemic by implementing physical distancing, knowing the pharmaceutical services that are felt during the implementation of physical distancing, and providing education in order to increase the understanding of the people of East Java regarding online pharmacy services. This research is descriptive with a quantitative approach. Data obtained through a survey using a random sampling technique This research involved 223 respondents who were East Javanese, with the majority being 21 years old. The results showed that respondents had good knowledge regarding physical distancing (98.2%), but lacked awareness to implement it. In pharmaceutical services, respondents felt changes due to the implementation of social restrictions during a pandemic. Most respondents (82.96%) have an interest in using online pharmacy services if they are available. As many as 29.15% of the total respondents had used online pharmacy services. In general, services are obtained through health applications (54.95%) and WhatsApp (35.16%), with a low frequency of use (1-2 times in the last 6 months). Respondents who have used online pharmacy services have the intention of using them again in the future. However, not all pharmacies provide this service. So education on pharmaceutical services is important to support the implementation of physical distancing during the COVID-19 pandemic. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
    • Abstract:
      Coronavirus disease (Covid-19) pertama kali ditemukan pada tahun 2019 di Kota Wuhan, Tiongkok. Penyebaran virus yang masif membuat organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi. Hal tersebut membawa perubahan dalam kehidupan bersosial akibat adanya kewajiban untuk menjaga jarak termasuk dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian secara daring dapat menjadi solusi dari adanya pembatasan sosial yang diterapkan selama pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara komunikasi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian di masa pandemi dengan menerapkan physical distancing, mengetahui pelayanan kefarmasian yang dirasakan selama penerapan physical distancing, serta memberikan edukasi dalam rangka peningkatan pemahaman masyarakat jawa timur terhadap pelayanan kefarmasian secara daring. Berdasarkan klasifikasi menurut tujuannya, penelitian ini tergolong sebagai penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Data didapatkan melalui survei menggunakan teknik random sampling. Penelitian ini melibatkan 223 responden yang merupakan masyarakat Jawa Timur dengan mayoritas usia 21 tahun. Dari hasil penelitian diketemukan bahwa responden memiliki pengetahuan terkait physical distancing yang baik (98,2%) namun kurangnya kesadaran untuk mengimplementasikannya. Dalam pelayanan kefarmasian, responden merasakan adanya perubahan akibat penerapan pembatasan sosial saat pandemi. Sebagian besar responden memiliki ketertarikan untuk menggunakan pelayanan kefarmasian secara daring (82.96%) jika tersedia. Sebanyak 29,15% dari total responden pernah menggunakan pelayanan kefarmasian secara daring. Umumnya pelayanan didapatkan melalui aplikasi kesehatan (54,95%) dan whatsapp (35,16%) dengan frekuensi pemakaian yang rendah (1-2 kali dalam 6 bulan terakhir). Responden yang pernah menggunakan pelayanan kefarmasian secara daring memiliki intensi untuk memanfaatkannya kembali di masa yang akan datang. Namun, tidak semua apotek menyediakan layanan tersebut. Sehingga edukasi pelayanan kefarmasian menjadi penting untuk dilakukan guna mendukung penerapan physical distancing di masa pandemi COVID-19 ini. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
    • Abstract:
      Copyright of Jurnal Farmasi Komunitas is the property of Universitas Airlangga and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)